Setelah bersumpah menjadi saudara dan berhasil merekrut pasukan pertamanya pada keseokan harinya 3 saudara itu mulai mempersiapkan diri mereka semua untuk maju kemedan perang melawan para pemeberontak.
Setelah senjata dikumpulkan dan dibagi-bagikan mereka sadar bahwa mereka tidak memiliki kuda seekorpun. Tetapi mereka di gembirkan oleh kabar bahwa ada seorang pedangang kuda yang barus memasuki kota.
“Langit membantu kita”, kata Liu Bei.
3 saudara tersebut menyambut sang pedangang kuda tadi. Mereka adalah Zhang Shi Ping dan Su Shuang dari ZhongShan. Mereka pergi kedaerah utara setiap tahunnya untuk membeli kuda. Mereka sekarang sedang dalam perjalanan pulang karena adanya pemberontakan dimana-mana. 3 saudara itu mengundang mereka pergi ke tanah pertanian Zhang Fei dan menjamu mereka dengan arak. Liu Bei lalu menceritakan rencana mereka untuk berjuang mengembalikan kedamaian bagi rakyat. Kedua pedagang itu sangat bersimpati dan akhirnya memberikan 50 kuda, 500 ons emas dan perak, 1500 pon besi baja untuk dibuat senjata.
3 saudara itu sangat berterima kasih dan kemudian saudagar kaya itu meninggalkan mereka. Kemudian Liu Bei mencari seorang pandai besi untuk membuat senjata, Liu Bei membuat pedang kembar yang disebut “Shuang Jian“, Guan Yu membuat sebuah tombak besar dengan ujung yang melengkung dan berukiran naga hijau di sisinya dengan berat 100 pon yang disebut “Qing Long Yan Yue Tao” dan Zhang Fei membuat sebuah tombak dengan ujung seperti lekukan ular dan panjang 10 kaki disebut “She Mao“.
Dan mereka pun juga dilengkapi dengan baju besi dan helm. Ketika senjata sudah siap, pasukan yang kini berjumlah 500 orang tentara bergerak menuju tempat Komandan Zhou Jing yang membawa mereka kepada gubernur Liu Yan. Ketika Prosesi upacara selesai, Liu Bei memperkenal Diri pada Liu Yan dan Liu Yan memperlakukan Liu Bei dengan hormat karena didasarkan pada silsilah Liu Bei.
Tidak lama sebelumnya diberitakan bahwa pasukan pemberontak jubah kuning di bawah pimpinan Cheng Yuan Zi telah menyerang daerah sekitarnya dengan pasukan berkekuatan 15.000 orang. Liu Yan dan Zhou Jing memerintahkan Liu Bei dan saudaranya untuk menghadapi pasukan pemberontak. Liu Bei dengan senang hati menerima perintah itu dan langsung mempersiapkan pasukannya untuk pergi menuju bukit Da Xing. Di sana mereka bertemu dengan pasukan pemberontak jubah kuning. Liu Bei langsung menerjang maju, diikuti dengan Guan Yu Di kirinya dan Zhang Fei di kanannya.
Sambil melaju mendekati pasukan musuh Liu Bei berteriak “Hai, Pemberontak, mengapa kau tidak turun dari kudamu dan menyerahlah !!!” Pimpinan pasukan pemberontak Cheng Yuan Zi mendengar ejekan Liu Bei langsung mengirimkan salah satu jendralnya Deng Mao untuk bertarung. Ketika Deng Mao maju mendekati Liu Bei, Zhang Fei langsung memacu kudanya berada didepan Liu Bei, hanya dengan sekali hunusan Tombak Zhang Fei langsung merobohkan Deng Mao. Cheng Yuan Zi yang melihat hal ini langsung mengambil senjatanya dan memacu kudanya mendekati Zhang Fei. Kali Ini Guan Yu yang menghadang, Guan Yu langsung mennebaskan Goloknya dan seketika itu juga tubuh Cheng Yuan Zi terbelah menjadi
dua.
Karena pemimpinnya sudah tewas maka pasukan pemberontak langsung lari kocar-kacir dan meninggalkan persenjataan mereka. Tentara pemerintah langsung mengejar mereka, banyak yang berhasil ditangkap dan akhirnya perang hari itu dimenangkan oleh pasukan kerajaan.
Ketika mereka semua kembali, Liu Yan langsung menyambut mereka dan membagikan hadiah. Tapi keesokan harinya datang surat dari gubernur Gong Jing dari wilayah JingZhou yang menginformasikan kota mereka sedang dikepung oleh tentara pemberontak dan kota sudah hampir jatuh. Mereka membutuhkan bantuan segera.
Liu Bei begitu mendengar kabar ini langsung memutuskan untuk berangkat membantu. Liu Bei langsung berangkat keesokan paginya dengan tentaranya dan dibantu dengan 5000 tentara kerajaan dibawah pimpinan jendral Zhou Jing. Tentara pemberontak begitu melihat ada bantuan yang datang langsung membagi pasukannya, 1/2 menghadapi pasukan Liu Bei dan Zhou Jing. Pasukan Liu Bei tidak dapat menembus pertahanan pasukan pemberontak akhirnya memutuskan mundur sejauh 10 Km. Liu Bei
lalu berkata “Kita sedikit dan mereka terlalu banyak, mereka hanya dapat kita kalahkan dengan strategi yang jitu.”
Akhirnya direncanakanlah serangan mendadak, Di jalan menuju kota Liu Bei memerintahkan Guan Yu untuk bersembunyi di sebelah kanan dan Zhang Fei di sebelah kiri, sedangkan Liu Bei memimpin pasukan utama. Ketika persiapan telah selesai lalu Liu Bei maju mendekati pasukan pemberontak, dan ketika pasukan pemberontak juga bergerak maju tiba-tiba Liu Bei membunyikan gong tanda mundur. Pasukan Pemberontak yang mengira pasukan Liu Bei takut lalu langsung mengejar pasukan Liu Bei hingga masuk kedalam jalan setapak. Gong lalu dibunyikan tanda pasukan Guan Yu dan Zhang Fei menyerang sekarang. Lalu pasukan pemberontak terjebak dari 3 sisi dan mereka mengalami korban jiwa yang banyak. Mendengar kabar bahwa teman-teman mereka diserang secara tiba-tiba, pasukan pemberontak yang lain datang membantu dan mengakibatkan pengepungan terhadap kota jadi melemah, melihat hal ini gubernur Gong Jing langsung memimpin pasukan yang tersisa berjumlah 3000 orang langsung menyerbu keluar benteng. Tentara pemberontak yang kebingungan akhirnya dapat dihancurkan dan mereka banyak yang terbunuh.
Setelah perayaan kemenangan Komandan Zhou Jing memohon diri untuk kembali ke Yizhou. Tapi Liu Bei berkata “Kami dengar komandan Lu Zhi sedang berjuang melawan serang pemberontak yang dipimpin Zhang Yue di GuangZong. Lu Zhi adalah guruku dan aku ingin membantunya.”
Akhirnya Zhou Jing dan Liu Bei berpisah, dan 3 bersaudara itu akhirnya pergi ke GuangZong dengan tentara mereka. Mereka akhirnya berhasil sampai keperkemahan tentara Lu Zhi dan mereka diterima disana dengan baik.
Pada saat itu bala tentara Zhang Yue berjumlah 150.000 orang sedangkan tentara Lu Zhi berjumlah 15.000 orang. Setiap hari terjadi pertempuran kecil tetapi tidak ada yang dapat mengalahkan satu sama lain.
Lu Zhi berkata pada Liu Bei, “Aku dapat mengepung pemberontak itu disini, tetapi Zhang Ba dan Zhang Lian menekan Huangfu Song dan Zhu Jun di YiChuan. Aku akan memberimu 1000 tentara untuk melihat keadaan mereka dan setelah itu baru kita pikirkan rencana penyerangan kita.”
Akhirnya Liu Bei berangkat secepatnya menuju YiChuan, Pada saat ini tentara kerajaan berhasil memukul mundur pemberontak hingga ke Chang Se dan mereka berkemah di lapangan rumput.
Melihat hal ini Huangfu Song berkata kepada Zhu Jun ” Tentara pemberontak berkemah di rerumputan, kita dapat menyerang mereka dengan api.”
Akhirnya tentara kerajaan diperintahkan untuk mengambil rumput kering, dan rumput-rumput itu dikumpulkan lalu disirami minyak. Rumput-rumput itu diletakan di sekeliling daerah perkemahan tentara pemberontak. Ketika malam tiba, angin tiba-tiba berhembus menuju arah kamp pemberontak. Ketika melihat hal ini, maka Huangfu Song dan Zhu Jun langsung memerintahkan penyerangan, seketika itu api berkobar menutupi perkemahan tentara pemberontak. Tentara pemberontak kebingungan dan kebanyakan mati mengenaskan karena terbakar. Tidak ada waktu lagi untuk memakai baju zirah dan menaiki kuda, mereka semua berserakan ke segala arah.
Pertempuran berlangsung hingga fajar menyingsing, Zhang Ba dan Zhang Lian beserta sekelompok kecil pemberontak berhasil melarikan diri. Tetapi tiba-tiba di hadapan mereka muncul sekelompok tentara dengan bendera berwarna merah. Pemimpin mereka berukuran tubuh sedang, dengan mata yang kecil dan janggut yang panjang. Dia adalah Cao-Cao dari Bei Juo, dia berpangkat jendral pasukan berkuda kerajaan. Ayahnya adalah Cao Song, tapi bukanlah benar-benar keturunan keluarga Cao. Cao Song terlahir dengan marga XiaoHou, tetapi dia telah diangkat anak oleh Kasim Cao Teng dan merubah marganya.
Sebagai seorang pemuda Cao-cao menggemari berburu, musik dan tarian. Dia sangat berbakat dan penuh dengan akal. Seorang pamannya sering melihat Cao-cao ini sangat labil, terkadang marah kepadanya dan melaporkan perilaku buruknya kepada orang tua Cao-cao. Ayahnya lalu memarahi Cao-cao.
Tetapi Cao-cao membalasnya, Suatu hari ketika Cao-cao melihat pamannya datang, maka dia tiba-tiba pura terjatuh dan kesakitan. Sang Paman lalu lari dan mengatakan pada ayahnya yang akhirnya datang melihat, tetapi ketika ayahnya datang Cao-cao baik-baik saja. “Tetapi pamanmu berkata bahwa kau terluka, apakah kamu baik-baik saja ?”, Kata ayahnya.
“Aku tidak pernah mengalami luka apapun,” kata Cao-cao, ” tetapi aku telah kehilangan kepecayaan pamanku dan dia hanya menipumu.”. Setelah itu apapun yang pamannya katakan mengenai kesalahan Cao-cao, ayahnya tidak pernah mendengarkannya lagi. Akhirnya Cao-cao tumbuh dewasa dengan seenaknya dan tidak terkontrol.
Seorang pria pada saat itu bernama Qiao Xuan berkata pada Cao-cao, “Pemberontakan sudah didepan mata, dan hanya orang dengan kemampuan terhebat yang dapat membawa perdamaian kembali muncul, dan orang itu adalah kau.” dan He Yong dari NanYang berkata kepadanya “Dinasti Han sedang mengalami keruntuhan, orang yang dapat mengembalikan kedamaian adalah dia dan hanya dia.” Cao-cao pergi ke Runan untuk menanyakan mengenai masa depannnya pada orang benama Xu Shao. “Orang Seperti Apakah aku ini ?” tanya Cao-cao.
Peramal itu tidak berkata apa, lagi dan lagi Caocao menanyakan hal itu. lalu Xu Shou menjawab “Dalam masa damai kamu adalah orang berguna, dalam masa kekacauan kamu adalah pahlawan yang hebat.”
Cao-cao sangat senang mendengar jawaban ini.
Cao-cao lulus dari akademi militer pada umur 20 tahun dan mendapatkan reputasi sebagai orang yang berintegritas. Dia memulai karir sebagai kepala komandan disebuah distrik di ibukota. Di keempat gerbang ibu kota dia menaruh gada dengan berbagai bentuk dan dia akan menghukum orang yang melanggar hukum apapun pangkat orang itu. Seorang paman dari kasim Jian Shuo ditemukan membawa pedang dijalanan pada malam hari dan itu merupakan pelanggaran. Karena itu pula maka ia dihukum dengan dipukul menggunakan gada itu. Setelah itu tidak ada seorangpun yang berani melanggar aturan lagi. Nama cao-cao akhirnya menjadi terkenal dan dia diangkat menjadi kepala pengadilan di DunQiu.
Ketika pemberontakan Jubah Kuning dimulai, Cao-cao berpangkat jendral dan kepadanya diberikan 5000 pasukan berkuda dan infantri untuk bertempur di Yingchuan. Dia kebetulan bertemu dengan sisa2x pemberontak. Ribuan tewas dan banyak sekali kuda, drum, senjata, bendera yang berhasil direbut berikut jumlah uang yang sangat besar. Tetapi Zhang Ba dan Zhang Liang berhasil melarikan diri. Dan setelah bertemu dengan Huangfu Song, Cao-cao mengejar sisa pemberontak yang melarikan diri.
Sementara itu Liu Bei dan saudaranya sedang berkuda menuju YingChuan ketika mereka mendengar bunyi pertempuran dan melihat api di angkasa. Tetapi mereka terlambat datang ke pertempuran. Mereka melihat HuangFu Song dan Zhu Jun dan kepada mereka Liu Bei menjelaskan maksud kedatangannya.
“Kekuatan pemberontak telah hancur di sini” kata jendral itu, “Tetapi mereka pasti akan pergi ke GuanZong untuk bergabung dengan Zhang Jue. Kamu tidak dapat melakukan apapun disini, lebih baik kamu cepat kembali ke GuanZong”. Liu Bei akhirnya memimpin pasukannya kembali ke GuanZong, Di tengah perjalanan mereka melihat pasukan istana sedang mengawal tawanan dalam kereta. Ketika mereka mendekat, mereka melihat bahwa tahanan tersebut adalah Lu Zhi, jendral yang akan mereka tolong. Dengan cepat Liu Bei turun dari kudanya dan bertanya apa yang terjadi.
Lu Zhi Bercerita “Aku telah mengepung tentara pemberontak dan dalam posisi siap menghancurkan mereka, ketika Zhang Yue menggunakan ilmu gaibnya dan mengagalkan seranganku. Kerajaan mengirimkan kasim Zhuo Feng untuk menyelidiki kekalahku, pejabat itu menuntut sogokan. Aku beritahukan padanya berapa keras kita mencoba untuk mengalahkan musuh dan dalam situasi seperti ini bagaimana caranya aku dapat mencarikan upeti untuknya. Dia pergi dengan marah dan melaporkan pada
istana bahwa aku menyembunyikan pampasan perang dan tidak membagikannya dan itu membuat pasukanku kehilangan semangat. Jadi aku digantikan oleh Dong Zhuo, dan aku harus pergi ke ibu kota untuk menjawab tuntutan pengadilan.”
Cerita itu membuat Zhang Fei marah dan nyaris saja dia membunuh para pengawal-pengawal kerajaan itu. Tapi Liu Bei mencegahnya. “Pemerintah akan mengurusnya dengan adil” kata Liu Bei “Kau jangan bertindak gegabah.”
Akhirnya tidak ada gunanaya mengikuti jalan itu menuju GuanZong, Guan Yu mengusulkan agar mereka kembali ke Zhuo. Dua hari kemudian gelegar peperangan kembali terdengar dibalik bukit. Dengan cepat mereka menuju atas bukit dan melihat tentara pemerintah mengalami kekalahan. Mereka melihat seluruh dataran telah dipenuhi tentara pemberontak jubah kuning dan dibendera mereka tertulis: Zhang Jue, Penguasa Langit.
“Kita akan menyerang Zhang Jue!” lata Liu Bei kepada saudaranya, dan mereka memacu kudanya untuk ikut bertempur. Zhang Jue berhasil mengalahkan pasukan Dong Zhuo dan terus menekan. Dia sedang bersemangat untuk menghancurkan seluruh pasukan pemerintah ketika tentara Liu Bei tiba, pasukannya kebingungan karena muncul pasukan yang tak dikenal ditengah2x mereka. Akhirnya pasukan Zhang Jue kacau dan mundur sejauh 15 km. Liu Bei berhasil menyelematkan jendral pasukan pemerintah dan kembali ke perkemahan mereka.
“Apakah Jabatanmu ?” Tanya Dong Zhuo.
“Tidak ada” jawab Lie Bei.
Dan Dong Zhuo memperlakukan mereka dengan tidak hormat. Liu Bei pergi dengan tenang, tetapi Zhang Fei marah besar.
“Kita Baru saja menyelamatkan nyawanya dalam pertempuran yang sengit” teriak Zhang Fei, ” Dan sekarang dia bersikap kasar pada kita! tidak ada apapun juga yang dapat meredam kemarahanku kecuali kematiannya!”.
Zhang Fei berjalan menuju tenda Dong Zhuo dan ditanganya dia mengengam sebilah pedang.