Sumbangan / Donate

Donate (Libery Reserve)


U5041526

Kamis, 09 September 2010

Bab 2 Bagian 1: Zhang Fei Memukul Petugas Kerajaan – 1

Dong Zhuo lahir di daerah barat laut Tiongkok, tepatnya di Lintao di daerah lembah barat. Sebagai Gubernur He Dong, Dong Zhuo sangat sombong dan berlebihan. Tetapi hari di mana dia memperlakukan Liu Bei dengan kasar dapat saja menjadi hari terakhirnya, jika saja Liu Bei dan Guan Yu tidak menahan Zhang Fei yang sedang marah.

“Ingat Dia adalah Pejabat Pemerintah yang diangkat Kerajaan”, Kata Liu Bei. “Siapakah kita untuk memutuskan dan menghukum ?”

“Sangat memuakan untuk menerima perintah dari bajingan seperti dia, Aku lebih baik membunuhnya sekarang! Kau boleh tinggal disini bila kau mau tapi aku lebih baik mencari tempat lain.” , Kata Zhang Fei.

“Kita bertiga adalah satu dalam kematian dan dalam hidup, tidak ada perpisahan di antara kita, kita semua akan selalu bersama.”

Akhirnya ketiga saudara itu berangkat dan pergi menemui Zhu Jun yang menerima mereka dengan baik dan berterima kasih atas bantuan yang mereka telah berikan ketika melawan Zhang Ba. Pada saat ini Cao Cao telah bergabung dengan Huangfu Song, dan mereka sedang berusaha menghancurkan pasukan Zhang Liang dalam pertempuran di Qu Yang.

Zhang Ba mengkomandani sekitar 80.000 pasukan. Pemberontak telah memposisikan pasukannya di belakang bukit. Penyerangan terhadap posisi pemberontak kemudian direncanakn dan Liu Bei yang akan memimpin pasukan utama. Pada pasukan pemberontak salah seorang Jendral Zhang Ba, Gao Seng menantang duel satu lawan satu. Zhang Fei langsung keluar dari barisan dan maju kedepan menghadapinya. Hanya dalam beberapa jurus saja, Zhang Fei berhasil melukai Gao Seng yang terpental dari kudanya. Melihat ini maka Liu Bei langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerbu maju.

Lalu Zhang Ba yang duduk diatas kudanya, melepaskan ikat rambut, mengambil pedangnya dan merapalkan semacam doa. Tiba-tiba angin mulai berhembus dengan kuatnya, petir menghiasi langit dan kilatan-kilatan cahaya dari langit menhantam bumi, bunyi gemuruh yang memekakan telinga membuat kuda-kuda ketakutan dan dari langit turun awan hitam yang menutupi medan peperangan. Ketakutan melanda pasukan kerajaan, Liu Bei memimpin pasukannya mundur, tetapi mereka dalam keadaan kacau sehingga banyak yang meninggal karena terinjak-injak.

Zhu Jun dan Liu Bei membahas masalah ini. “Zhang Ba menggunakan sihir”, Kata Zhu Jun. “Esok, aku akan menyiapkan penangkal dengan menggunakan darah babi dan kambing. Darah ini harus dipercikan kepada pasukan mereka dan kita akan dapat mematahkan sihir mereka.”

Maka diputuskanlah demikian. Guan Yu dan Zhang Fei masing-masing membawa 1000 pasukan dan bersembunyi di tebing yang tinggi dan mereka membawa banyak darah babi dan kambing. Keesokan harinya ketika pemberontak membunyikan genderang perangnya untuk menantang perang, Liu Bei maju menghadapi mereka. Pada saat yang sama, lagi Zhang Ba menggunakan sihirnya. Pasir berterbangan menutupi pandangan, kerikil berserakan menutupi jalan, awan gelap menutupi langit dan pasukan musuh muncul dari kebalikan badai pasir itu.

Liu Bei mundur seperti sebelumnya, dan pasukan pemberontak terus mengejarnya. Ketika pasukan pemberontak memasuki jalan dengan tebing tinggi, tiba dikejutkan oleh bunyi terompet dan genderang yang keras, dan dari tempat persembunyiannya pasukan Guan Yu dan Zhang Fei memercikan darah babi dan kambing. Tiba-tiba pasukan pemberontak yang muncul dari balik badai itu berjatuhan dan berubah menjadi lembaran kertas dan badaipun berhenti. Zhang Ba yang melihat bahwa sihirnya telah dapat dihancurkan lalu memutuskan mundur. Dan ketika pasukannya sedang mundur, dari arah kiri dan kanannya muncul Guan Yu dan Zhang Fei dan dari belakang ada Liu Bei dan Zhu Jun.

Pasukan Pemberontak berhasil dihancurkan. Liu Bei dari kejauhan melihat panji-panji perang Zhang Ba Penguasa Bumi. Dengan Cepat Liu Bei mengejarnya dan dengan panah berhasil melukai tangan kiri Zhang Ba. Walaupun terluka Zhang Ba masih dapat melarikan diri ke kota Yang Cheng, Kota itu akhirnya dikepung oleh Zhu Jun. Pengintai yang dikirim untuk mendapatkan kabar dari pasukan Huangfu Song melaporkan “Komandan Huangfu Song telah sangat berhasil, Dong Zhuo yang telah sering kalah posisinya telah digantikan oleh Komandan Huangfu Song.”

Zhang Jue telah tewas ditangan pasukan Huangfu Song. Zhang Lian telah mengambil alih pasukan saudaranya itu menjadi satu dengan pasukannya tetapi tidak ada peluang untuk mengalahkan pasukan Huangfu Song yang telah menguasai tempat-tempat strategis dan telah menang dalam 7 pertempuran berturut-turut. Zhang Lian telah tewas di Qu Yang. Selain itu peti mati Zhang Jue telah berhasil direbut, kepalanya telah dipenggal dan telah dikirim ke Ibukota (Luo Yang) untuk dipamerkan.

Pasukan pemberontak lainnya telah menyerah dan untuk semua hal ini Huangfu Song telah diberikan penghargaan dengan jabatan Jendral Pemimpin Pasukan Kereta Terbang dan Penguasa Daerah Jizhou. “Huangfu Song juga tidak melupakan teman. Titah pertama setelah dia mendapatkan kekuasaanya adalah untuk membersihkan nama Lu Zhi dan mengembalikan jabatannya yang diambil Dong Zhuo dan mengangkat Cao-Cao sebagai gubernur Ji Nan”

Mendengar hal ini Zhu Jun menekan lebih keras dengam menyerang mati-matian kota Yang Cheng and kekalahan tentara pemberontak sudah semakin jelas. Lalu salah seorang bawahan Zhang Ba, Yan Zheng membunuh atasannya itu dan membawa kepalanya untuk diserahkan kepada kerajaan. Akhirnya seluruh pemberontak telah menyerah dan Zhu Jun melaporkan hal ini pada kerajaan. Tetapi ada beberapa pemberontak Jubah kuning yang masih memimpin perlawanan. 3 pemberontak lain yaitu Zhao Hong, Han Zhong dan Sun Zhong, mengumpulkan 30.000 pasukan dan memulai perampokan dan pembantaian. Mereka menyembut dirinya “Pembalas Dendam Bagi Zhang Jue”. Kerajaan memerintahkan Zhu Jun untuk membawa pasukan veterannya untuk menghancurkan sisa-sisa perlawanan pemberontak ini.

Dia segera langsung berangkat menuju kota Wan Cheng dimana para pemberontak itu bermarkas. Ketika Zhu Jun tiba, Han Zhong langsung maju melawan. Zhu Jun mengirim Liu Bei dan kedua saudaranya untuk menyerang sisi sebelah barat daya dari tembok kota.

Han Zhong bertugas untuk mempertahankan kota berusaha mati-matian melawan Liu Bei. Sementara itu Zhu Jun sendiri memimpin 2000 pasukan berkuda untuk menyerang bagian lain dari kota itu. Pemberontak berpikir bahwa mereka tidak akan dapat mempertahankan kota itu mulai kehilangan semangat. Liu Bei terus menekan mereka dan akhirnya kota berhasil dimasuki. Para pemberontak masih dapat bertahan di tembok dalam kota. Tetapi keadaan mereka sudah sangat parah, kelaparan terjadi dan wabah penyakit menyebar. Utusan pemberontak datang kepada Zhu Jun untuk menyerah, tetapi Zhu Jun menolaknya.

Kata Liu Bei, “Dengan melihat pendiri Dinasti Han Liu Bang, Bukankah harusnya kita menerima mereka yang menyerah, kenapa kau menolaknya ?”

“Kondisinya berbeda”, Balas Zhu Jun. “ketika masa itu kekacauan memang sendang terjadi dimana-mana, dan rakyat tidak mempunyai kaisar. Jadi setiap penyerahan diri dapat diterima dan dianjurkan. Sekarang kekaisaran telah ada dan mereka berani memberontak. Kalau kita menerima mereka maka nanti akan ada pemberontakan-pemberontakan lainnya dan ketika mereka kalah mereka hanya tinggal menyerah dan kita pasti akan menerimanya dan hal itu akan berakibat fatal.”

Liu Bei berkata, “Jika tidak membiarkan pemberontak menyerah tidak apa, tetapi jika mereka melakukan tindakan nekat, maka kita akan berada dalam kesulitan karena jumlah mereka sangat banyak. Lebih baik kita serang dari satu sisi dan biarkan sisi yang lain terbuka sehingga mereka akan melarikan diri dan tercerai berai, setelah itu kita akan menangkap mereka.”

Zhu Jun menilai saran ini sangat bagus dan mengikutinya. Seperti telah diduga, tentara pemberontak ini akhirnya terpencar-pencar. Pimpinan pemberontak Han Zhong akhirnya terbunuh. Tetapi tiba-tiba pasukan yang dipimpin oleh Zhao Hong dan Sun Zhong mendekat dengan kekuatan besar. Dan karena itu pasukan kerajaan menghentikan pengejaran. Pasukan pemberontak yang baru itu akhirnya merebut kembali kota Wan Cheng.

Zhu Jun berkemah 3 mil dari kota dan bersiap-siap untuk menyerang. Dan pada saat itu tiba pasukan berkuda dari arah timur. Pemimpinnya adalah seorang jendral dengan muka dan badan yang kekar. Namanya adalah Sun Jian, Dia berasal dari Fu Chun dinegara bagian Wu. Keturunan dari ahli strategi yang terkenal Sun Tzu.

Ketika berumur 17 thn, Sun Jian bersama ayahnya melihat bajak laut yang sedang membagi hasil rampasan mereka dipinggiran Sungai Qintang.

“Kita dapat menangkap mereka!” katanya pada ayahnya.

Lalu dia mengengam pedangnya, dia berlari menuju arah bajak laut itu dan berteriak seolah-olah dia sedang memanggil pasukannya untuk mengepung. Ini membuat para bajak laut itu percaya bahwa mereka sedang diserang, dan mereka melarikan diri, meninggalkan rampasan mereka. Sun Jian berhasil membunuh salah satu bajak laut itu. Karena ini maka dia menjadi terkenal dan mendapatkan jabatan di pemerintahan daerah.

Lalu dengan kerjasama dengan pihak pemerintah, dia membangun tentara berkekuatan 1000 orang dan membantu meredakan pemberontakan Xu Chang yang menyebut dirinya Kaisar Matahari dan memiliki 10.000 pasukan. Anak pemberontak Xu Hao juga ikut terbunuh. Untuk hal ini Sun Jian diangkat menjadi kepala pengadilan Yandu kemudian Xu Yi dan terakhir adalah Xia Pi oleh Penguasa Daerah Zang Min.

Ketika pemberontakan jubah kuning terjadi, Sun Jian mengumpulkan anak muda di desanya untuk membentuk tentara, akhirnya terbentuk pasukan berjumlah 1500 orang dan ikut menumpas pemberontakan.

Zhu Jun menerima Sun Jian dengan senang hati dan memerintahkannya untuk menyerang dari selatan. utara dan barat akan diserang secara bergantian oleh Liu Bei dan Zhu Jun. Sedangkan gerbang timur akan dibiarkan terbuka agar pemberontak dapat lari dari sana. Sun Jian adalah yang pertama yang dapat menaiki tembok kota. Dia membunuh 20 orang pemberontak lebih sendirian. Sun Jian berhasil turun dari tembok, mengambil tombak dan memukul jatuh Zhao Hong dari kudanya. Kemudian Sun Jian menaiki kuda Zhao Hong dan menyabetkan pedangnya sehingga menyebabkan banyak tentara pemberontak tewas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar