Sumbangan / Donate

Donate (Libery Reserve)


U5041526

Kamis, 09 September 2010

Pergolakan antara Chu dan Han

Dinasti Qin berakhir pada 206 BC. Dari 206 BC hingga 202 BC, sebetulnya tidak ada satu orang pun kaisar yang memerintah di Tiongkok, dan masa itu dikenal juga sebagai masa Pergolakan antara Chu dan Han. Pertarungan berterusan antara Xiang Yu dan Liu Bang, yang keduanya merupakan tangan kanan dari Raja Huai dari Chu. Raja ini adalah keturunan dari pemerintah daerah Chu, dan ia mendirikan kerajaan selama masa keruntuhan Dinasti Qin.

Karena keberanian dan kemasyhuran, Xiang Yu adalah Kepala Gabungan tidak hanya dari tentara Chu, namun juga daerah lainnya. Meskipun memiliki tentara yang lebih kuat, kehormatan untuk menguasai Ibukota Dinasti Qin jatuh ke tangan Liu Bang.

Berdasarkan janji dari Raja Huai, Liu Bang, jenderal pertama yang masuk ke Ibukota Dinasti Qin akan menjadi penguasa Guanzhong, sebuah daerah penting, namun hal ini menimbulkan rasa iri dalam hati Xiang Yu.

Saat kedatangan Xiang Yu di Ibukota, ia mengambil alih kekuasaan dan mulai memerintah dengan tangan besi tanpa menghiraukan Raja Huai. Bukannya menguasai seluruh Guanzhong, Xiang Yu memberikan Liu Bang sebagian kecil daerah, Hanzhong, dengan gelar Raja Han. Dan bagi diri, Xiang Yu memilih Guanzhong, dan memberi gelar bagi dirinya sendiri, Raja Chu Barat.

Liu Bang tidak senang atas perlakuan yang diterimanya, namun peraturan mengharuskan dirinya menerima lebih sedikit dari yang sebenarnya. Keadaan ini bagaimanapun juga diterima dengan maksud tertentu.

Tidak beberapa lama kemudian, Xiang Yu memindahkan tentaranya ke timur dan ketidak hadiran Xiang Yu di Guanzhong membuat Liu Bang dapat memperkuat tentaranya.

Saat Liu Bang merasa telah memiliki kekuatan yang cukup, permusuhan pecah diantara keduanya.

Untuk beberapa saat, kemenangan selalu berada di pihak Xiang Yu, yang menawan ayah dan istri Liu Bang. Namun sekitar tahun 202 BC, kemenangan meninggalkan Xiang Yu dan berpindah ke Liu Bang.

Disamping itu, Raja Huai telah dibunuh, yang dianggap dilakukan oleh Xiang Yu.

Kedamaian sudah berada di depan mata dan Saluran Besar, dengan kondisi alam, telah memisahkan Kerajaan Chu dan Han.

Beranggapan bahwa peperangan akan segera selesai, Xiang Yu dengan maksud baik memulangkan ayah dan istri Liu Bang, dan mulai mundur ke selatan.

Dengan melakukan hal itu, Xiang Yu terbukti terlalu meremehkan musuhnya. Segera setelah Xiang Yu pergi, Liu Bang memburunya dengan kekuatan penuh.

Kedua kekuatan bertemu di Huaixi.

Pertarungan berlangsung keras dan berakhir dengan kekalahan bagi pihak Xiang Yu, dimana sebelumnya memiliki tentara yang kuat. Agar tidak jatuh ke tangan musuh, Xiang Yu bunuh diri saat melintasi Sungai O Jiang. Kematian Xiang Yu membuat Liu Bang dapat menguasai seluruh negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar