Lahir: A.D. 175
Meninggal: A.D. 210
Istri: Salah satu dari Qiao Bersaudara (yang muda)
Mungkin merupakan salah satu tokoh paling terkenal pada Kerajaan Wu. Saudara angkat dari Sun Ce. Sebelum Sun Ce meninggal dunia, Sun Ce berkata kepada adiknya, Sun Quan, untuk selalu meminta nasehat Zhou Yu dalam urusan luar negeri. Menduduki posisi Panglima Tertinggi, Zhou Yu merupakan tokoh penting dalam setiap peperangan, juga terlibat dalam peperangan di Chibi.
Zhou Yu mengobarkan perang terhadap Cao Cao karena tipu muslihat Zhuge Liang yang membuat sebuah sajak dengan isi bahwa salah satu alasan Cao Cao menyerang Kerajaan Wu adalah demi memiliki dua wanita tercantik, Qiao Bersaudara. Meskipun pada awalnya Zhou Yu mendapatkan bantuan Zhuge Liang, namun akhirnya disadari bahwa dia bukan lawan Zhuge Liang. Zhuge Liang dapat menjadi orang yang sangat berbahaya bagi Kerajaan Wu, pikir Zhou Yu. Awalnya Zhou Yu ingin menggunakan kepandaian Zhuge Liang demi Kerajaan Wu dengan mengirimkan Zhuge Jin, kakak Zhuge Liang, untuk membujuk Zhuge Liang agar mengabdi kepada Sun Quan. Kegagalan misi Zhuge Jin membawa Zhou Yu pada jalan buntu, dan hanya ada satu pilihan bagi dirinya, yaitu melenyapkan Zhuge Liang.
Demi membunuh Zhuge Liang melalui jalan yang masuk akal dan menghindari rasa malu dari para anak buahnya, Zhou Yu memberikan tugas kepada Zhuge Liang untuk membuat 100.000 anak panah dalam waktu 10 hari. Zhuge Liang berhasil menyelesaikannya dalam waktu 3 hari, dan membuat Zhou Yu tidak berarti dibanding Zhuge Liang. Keberhasilan ini membuat Zhou Yu semakin berkeinginan untuk melenyapkan Zhuge Liang. Zhou Yu berencana membunuh Zhuge Liang namun tertipu karena pada saat Zhuge Liang berhasil merubah arah angin sehingga baik untuk melawan Cao Cao, yang sebenarnya telah diketahui dari ilmu perbintangan, Zhuge Liang berhasil melarikan diri.
Kekalahan Cao Cao pada pertempuran di Chibi membuka jalan bagi Zhou Yu untuk menguasai daerah Jingzhou. Zhou Yu membuat perjanjian dengan Liu Bei bahwa apabila dia gagal menguasai
Ketika Zhou Yu sedang berusaha menguasai Nanjun, Liu Bei mengirimkan kekuatan untuk menguasai beberapa
Dengan tanpa adanya Raja, Guan Yu, Zhang Fei dan seluruh pejabat serta tentara Kerajaan Shu akan terpecah belah. Keadaan itu memudahkan Zhou Yu untuk menyerang dan menguasai Jingzhou. Sekali lagi, rencana tersebut tidak berhasil. Liu Bei ternyata kembali ke Jingzhou. Sebelum Liu Bei sampai ke tujuan, Zhou Yu mengirim pasukan untuk menghadang dan membunuh Liu Bei, namun tidak berhasil. Pada tempat pertemuan di sisi Sungai Yangtze, Zhou Yu dikalahkan oleh jenderal-jenderal Liu Bei. Pada saat mundur, bala tentara Liu Bei berteriak-teriak dengan keras bahwa Zhou Yu kehilangan wanita dan anak buahnya. Mendengar hal tersebut Zhou Yu sangat marah, luka yang belum sembuh seluruhnya terbuka lagi dan Zhou Yu muntah darah dan pingsan.
Semua kegagalan yang diderita membuat Zhou Yu merasa sangat rendah diri bila dibandingkan dengan Zhuge Liang. Adanya desakan Sun Quan untuk menguasai kembali Jingzhou, Zhou Yu mengusulkan bahwa dia akan menyerang dan menguasai Xichuan untuk Liu Bei sebagai tukar menukar dengan pengembalian Liu Bei atas Jingzhou. Rencana sebenarnya adalah ketika Zhou Yu memimpin tentara menuju Xichuan dan melewati Jingzhou, Liu Bei akan datang dan memberi semangat kepada pasukan Kerajaan Wu. Pada saat itu Zhou Yu akan melancarkan serangan tiba-tiba untuk menguasai
Agar tidak direndahkan oleh Zhuge Liang, Zhou Yu memerintahkan pasukannya maju ke Xichuan demi membuktikan dia dapat menguasai Xichuan. Selama perjalanan, seorang pengirim berita yang diutus Zhuge Liang memberi kabar bahwa apabila Zhou Yu menyerang Xichuan akan memberikan kesempatan emas kepada Cao Cao untuk menyerang Kerajaan Wu dari belakang. Mengetahui hal tersebut, Zhou Yu sangat malu dan marah, sehingga pingsan.
Yang terakhir ini tidak dapat disembuhkan dan membawa Zhou Yu menghembuskan nafas penghabisan. Kalimat terakhirnya adalah “Surga telah mempermainkan saya. Bila sudah ada Zhou Yu kenapa harus ada Zhuge Liang?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar